Indonesia sejak lama dikenal memiliki beragam sajian kuliner yang kaya rasa dan unik. Untuk sambal misalnya, setiap daerah memiliki beragam jenis sambal yang sangat khas. Bagi masyarakat Indonesia, sambal merupakan salah satu menu yang harus tersedia di meja makan sebagai bahan pelengkap untuk memanjakan lidah. Sampai sampai orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri atau luar kota, membawa serta sambal untuk teman menikmati makanan sebagai“obat kangen” masakan daerahnya.
Melihat fenomena tersebut, Yansen Gunawan tertarik berbisnis spesial sambal untuk memudahkan para pecinta makanan pedas agar tidak perlu lagi repot repot menyiapkan sendiri di dapur. Yansen memasarkan sambal buatannya dengan label Eatsambelhingga kini memiliki banyak varian rasa yang dibuat berdasarkan hasil riset panjang untuk memastikan rasanya sangat enak. "Sambal itu seperti makanan yang sudah lama, tapi saya ingin memadukan cita rasa dengan perkembangan teknologi digital saat ini. Sehingga saya mau Eatsambel bisa hits dan terkenal di segala kalangan, dari anak muda hingga orang tua," kata Yansen yang juga CEO & Co Founder Eatsambel dalam keterangan resminya, Senin (20/7/2020)
Banyak orang Indonesia yang menggemari sambal, namun tidak semuanya bisa membuat sambal yang enak. Inilah yang membulatkan tekad Yansen untuk membuat sambal sesuai cita rasa orang Indonesia, dan membesarkan Eatsambel agar masyarakat Indonesia bisa tetap makan enak dalam kondisi apapun. Pembuatan setiap produknya pun tidak sembarangan, melalui banyak proses dan survei hingga hadirlah tiga varian rasa. Awalnya Yansen dan partner bisnisnya memberikan sambal secara gratis ke teman ataupun keluarga. Setelah mendapatkan respon yang sangat baik, barulah Eatsambel mencoba jualan dengan fokus merambah pasar online.
"Berawal dengan foto konten produk yang bagus, lalu saya mulai memasarkannya ke media sosial seperti Instagram dan juga menaruhnya di marketplace," cerita Yansen. Yansen meyakini dalam bisnis kuliner, yang dibutuhkan bukan hanya rasa yang enak, melainkan juga branding produk itu sendiri. Untuk itu, ia pun memanfaatkan platform online untuk mendukung bisnisnya dan menjangkau minat konsumen terutama di masa pandemi Covid 19 ini. Eatsambel juga memberikan promosi dan potongan harga untuk mendukung masyarakat Indonesia, yang tengah menjalani banyak kegiatan di rumah di saat pandemi. Alhasil, Eatsambel pun tetap bertahan di antara bisnis kuliner lain yang berguguran.
"Kami melakukan promosi dan tetap produksi karena saya yakin bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia yang tertekan dengan di rumah saja tanpa bisa bepergian, makan di luar, sehingga Eatsambel harus tetap siap menemani mereka," lanjutnya. Lulusan DKV ini semula juga khawatir banyak karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Akan tetapi minat masyarakat yang besar terhadap produknya membuatnya berkomitmen untuk harus tetap bisa menggaji karyawannya. Dengan adanya adaptasi kenormalan baru (new normal), dia optimistis bisnisnya ikut membaik karena masyarakat bisa kembali beraktivitas dan memiliki pendapatan.
Dengan begitu daya beli masyarakat meningkat hingga bisa menghidupkan UMKM yang semula tertekan. Potensi ini juga mendorong Eatsambel berinovasi membuat sambal yang paling update. Dibandingkan produk lainnya, Eatsambel bahkan berani memberikan garansi 100% uang kembali apabila rasanya tidak enak. Meski hanya dianggap pelengkap makanan, Eatsambel tetap disajikan dan dikemas dengan kualitas premium. Yansen menargetkan bisa mendistribusikan Eatsambel ke seluruh Indonesia dan menjadikannya sambal khas Indonesia yang terbaik