Pandu Riono Kritisi Masih Diterapkannya Rapid Test buat Penanganan Covid-19

Pandu Riono Kritisi Masih Diterapkannya Rapid Test buat Penanganan Covid-19

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengkritik soal masih diterapkannya rapid test dalam upaya penanganan Covid 19. Menurutnya, rapid test adalah sesuatu yang salah dalam persoalan penanganan pandemi Covid 19. "Rapid test itu salah, karena di dalam masalah pandemi itu, kita harus mendeteksi orang yang membawa virus. Kalau rapid test itu antibodinya seminggu kemudian," kata Pandu dalam diskusi virtual yang diselenggarakan ABC Indonesia, Jumat (21/8/2020).

Pandu mengamati kasus kasus Covid 19 di beberapa daerah yang mengklaim sudah melakukan rapid test. "Jadi banyaklah miss. Kasus di beberapa daerah, sudah melakukan rapid test massal di stasiun di mana mana, nonreaktifnya banyak, padahal kalau diswab, itu positif semua," lanjutnya. Seharusnya menurut Pandu, rapid test untuk Covid 19 sudah tidak perlu dipakai lagi, terlebih di rumah sakit.

"Ngapain rapid test (di RS)? Akhirnya ahli kesehatan terjebak semua, oh ini negatif, tetapi membawa virus. Anggap saja semua orang kemungkinan membawa virus. Artinya apa, ya waspada. Kita harus waspada," tutur Pandu. Ketimbang rapid test, Pandu menyarankan agar dilakukan serologi testing. Kini ada kota di Jabodetabek yang tak disebutkan Pandu tengah menerapkan serologi. "Nanti DKI juga akan menyusul, bulan depan nih, karena DKI perlu persiapan yang lebih rumit," pungkasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito meminta penyelenggara rapid test Covid 19 agar menjaga kualitas tes supaya bisa memberikan hasil yang optimal. Hal itu disampaikan Wiku saat Update Penanganan Covid 19 melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/8/2020). "Untuk penyelenggara rapid tes apapun itu di fasilitas Kesehatan, mohon agar menjaga kualitas dari repid test tersebut agar apabila digunakan dapat memberikan hasil yang optimal," kata Wiku.

Selain itu, Wiku juga meminta kepada laboratorium yang mengadakan tes polymerase chain reaction (PCR) Covid 19 juga melakukan optimalisasi dalam hasil tes. Paslanya, Wiku mengatakam, kenaikan pengetesan Covid 19 sangat tergantung pada kualitas laboratorium dan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, Wiku mengingatkan, reagen yang dimiliki harus dipastikan berkualitas baik dan pelaksanaan tes juga dilakukan dengan protokol yang baik dan benar.

"Sambil menjaga keselamatan keamanan dari seluruh laboran yang bekerja di laboratorium karena seluruh petugas kesehatan ini adalah garda penting di dalam diagnosis atau identifikasi kasus," jalas Wiku.

Uncategorized