Seorang ibu meninggal dunia akibat menabrak pintu kaca di sebuah bank. Dilansir www.dailymail.co.u k, pintu kaca yang ditabrak itu bahkan pecah, dan salah satu potongan kacanya menusuk perut ibu beranak dua tersebut. Nama Ibu tersebut adalah Beena Jiju Paul (46).
Sedangkan bank di mana ia tewas bernama Bank Baroda di Perumbavoor, India. Video CCTV dari bank menunjukkan Paul, mengenakan sari merah muda, saat dia mendobrak pintu. Dia mendekati konter sebelum tiba tiba berbalik dan berlari kembali ke pintu setelah menyadari dia telah meninggalkan kunci untuk skuternya di luar.
Kaca pecah di sekelilingnya dan dia ambruk di lantai. Wanita yang tertegun itu kemudian mencoba berdiri ketika dia memeluk perutnya dengan kesakitan. Dia terhuyung ke kiri pintu sementara pelanggan melompat keluar dari kursi mereka untuk membantu.
Paul terjungkir dan dan segera dikelilingi oleh genangan darahnya sendiri ketika pelanggan toko mengantarnya ke kursi terdekat sebelum dia tampak kehilangan kesadaran. Pihak berwenang segera tiba dan membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi ibu dua anak yang sudah menikah meninggal karena luka lukanya. Seorang sumber setempat mengatakan: 'Setelah sekitar empat menit, orang orang di bank terlihat membawa wanita itu ke rumah sakit dan seorang polisi terlihat masuk ke dalam bank.
'Wanita itu, yang tampaknya pingsan, dibawa keluar dari bank. 'Menurut polisi Perumbavoor, dia dibawa ke Rumah Sakit Perumbavoor Taluk, tetapi Beena meninggal beberapa saat kemudian. Polisi Perumbavoor telah mendaftarkan kasus kematian yang tidak wajar ini.
Berita lainnya. Sementara itu, di Indonesia, seorang pelajar tersetrum kabel listrik saat sedang bermain di lantai tiga rumahnya di Perum Regensi 2, Wanasari, Cibitung. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (15/6/2020) pukul 15.00 WIB, dan menewaskan pelajar tersebut. .
Sarkum, Lurah Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, mengimbau orang tua untuk mengawasi anaknya ketika sedang bermain. "Tolong perhatikan, awasi anaknya dalam bermain, apalagi di lantai tiga itu dari segi keamanannya juga diperhatikan," ujar Sarkum ketika dihubungi, Selasa (16/6/2020). Sarkum juga meminta agar pemilik bangun an atau rumah menaati aturan yang berlaku baik dari segi kontruksi dan keamanan bangunan.
Alasannya, peristiwa itu terjadi di bangunan rumah lantai tiga yang terbuka. Pembatasnya juga tidak tinggi sehingga terlalu dekat dengan kabel yang melintang di atasnya. "Jangan sembarangan aja nge bangun itu, kan ada aturannya. Terus tolong diperhatikan kemananan anak anak yang rumah tingkatitu kan banyak risiko yang pembangunannya rumah tingkat berisiko," tutur dia. Keamanan bangunan rumah bertingkat juga perlu diperhatikan seperti membangun pembatas bangunan dengan tiang listrik, janganterlalu terbuka.
Hal itu untuk menghindari agar tidak dapat menjangkau kabel kabel listrik. "Harus ada pembatas bangunan dengan tiang listrik atau tegangan tinggi itu kan sangat dekat sekali. Itu harus diperhatikan dalam membangun rumah baik itu pertokoan maupun rumah tinggal," katanya. Sarkum mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait maupun PLN terkait persoalan tersebut.
Untuk dinas terkait agar dapat lebih mengawasi dan menindak tegas tentang pendirian bangunan. Selain itu, bangunan yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). "Kalau PLN selalu monitoring keamanan, kalau masalah itu nanya ke PLN. Kalau bangunan biasa dinas terkait yang berhubungan dengan perizinannya," ucapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, viral pelajar di Cibitung, Kabupaten Bekasi, tewas tersengat aliran listrik.
Korban tewas saat bermain aplikasi video Tik Tok di lantai 3 rumah temannya dan tanpa sengaja memegang kabel listrik. Video itu beredar di akun media sosial instagram dan Facebook yang memperlihatkan seorang wanita berada di sudut pagar lantai tiga rumah dalam posisi telentang. Tangan kiri korban menyentuh kabel dan mengeluarkan asap dari tangan dan tubuhnya.
Kapolsek Cikarang Barat, AKP Akta Wijaya mengatakan, peristiwa itu terjadi di Perum Regensi 2, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Senin (15/6/2020) sekitar pukul 15.00 WIB. Korban berinisial D bersama R ketika itu tengah bermain ke rumah temannya berinisial B. "Jadi main berdua ke rumah temennya B yang lagi direnovasi itu, lagi main enggak sengaja kesentuh kabel," kata Akta Wijaya, Selasa (16/6/2020).
Saat asik bermain di lantai tiga rumah temannya, korban tak sengaja menyentuh kabel listrik dekat dengan lantai tiga rumah temannya tersebut. "Kabel listriknya itu dia panjang begitu dipegang karena jaraknya dekat, makanya kesetrum, apalagi tegangan tinggi," tutur Akta. Teman korban berinisal R sempat berteriak meminta pertolongan dan membantu ketika korban tersetrum.
Akan tetapi R terpental dan ikut mengalami luka bakar. Sedangkan D meninggal dunia dengan luka bakar separuh badannya. "Temennya yang satu lagi masih syok, kan sempet terpental dan tangannya ikut kebakar juga. Sekarang lagi dirawat di rumah sakit, kalau D meninggal di tempat kejadian," katanya. Polisi masih mendalami kasus tersebut dan sudah memeriksa sejumlah saksi.
Sedangkan teman korban belum dapat diperiksa karena kondisi masih syok dan dirawat di rumah sakit. "Keluarganya juga masih syok. Ketika sudah tenang baru diminta keterangan," kata Akta. Akta menambahkan, pihaknya juga akan meminta klarifikasi dari PLN terkait tegangan listrik yang cukup tinggi dan berjarak dekat dengan rumah.
"Karena memang tegangan tinggi tuh makanya kita sedang tindak lanjut untuk klarifikasi ke PLN bagaimana kelanjutannya, antipasi agar tidak terjadi begini," ucap Akta Wijaya.