Kita semua pernah mendengar istilah Net Zero, tapi apa sebenarnya artinya? Sederhananya, not zero mengacu pada keseimbangan antara jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dan jumlah yang dihilangkan dari atmosfer. Hal ini bisa dicapai melalui kombinasi pengurangan emisi dan penghapusan emisi.
Apa artinya Not Zero?
Anggap saja seperti mandi, nyalakan keran dan Anda menambahkan lebih banyak air, cabut sumbatnya dan air mengalir keluar. Jumlah air di bak mandi tergantung pada input dari keran dan output melalui plughole. Untuk menjaga jumlah air di bak mandi pada level yang sama, Anda perlu memastikan input dan outputnya seimbang.
Mencapai not zero menerapkan prinsip yang sama, mengharuskan kita untuk menyeimbangkan jumlah gas rumah kaca yang kita pancarkan dengan jumlah yang kita keluarkan. Ketika apa yang kita tambahkan tidak lebih dari apa yang kita ambil, kita mencapai not zero.
Bagaimana net zero membantu menghentikan pemanasan global?
Dalam Perjanjian Paris tahun 2015, pemerintah global mengakui bahwa pemanasan bumi harus dibatasi hingga jauh di bawah 2°C dan idealnya tidak lebih dari 1,5°C di atas tingkat pra-industri. Untuk membatasi pemanasan global ini, diperlukan pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan, seperti CO 2, dalam jangka waktu tertentu.
Di situlah npt zero masuk; dengan memastikan bahwa jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah yang dikeluarkan darinya, kami akan membantu secara signifikan mengurangi jumlah emisi berbahaya yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Pakta Iklim Glasgow 2021, yang dijalin pada konferensi perubahan iklim COP26, mengakui bahwa mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050 adalah penting dan kunci untuk menjaga suhu pemanasan hingga 1,5°C, dan semua negara yang terlibat berjanji untuk mengejar batas ini.
Mencapai Net Zero Emissions
Kebutuhan energi diperkirakan akan meningkat lebih dari 3 kali lipat pada tahun 2060. Jika kebutuhan ini dipenuhi melalui bahan bakar fosil, tentunya akan berdampak pada peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan polusi udara.
Sedangkan untuk mencapai Net Zero Emissions di sektor kehutanan dan lahan, Indonesia juga harus meningkatkan target restorasi hutan dan mangrove, menjaga tutupan hutan, dan mencegah deforestasi.
Itu sebabnya, kebijakan di bidang energi diperlukan karena berdampak signifikan pada hampir semua sektor. Sebagai contoh, jika kebijakan kendaraan listrik diterapkan, maka dampaknya dapat mengurangi konsumsi bioenergi yang kemudian berimplikasi pada pengurangan kebutuhan lahan untuk produksi tanaman bioenergi.
Ini akan mencegah pembukaan hutan baru. Sehingga keberhasilan implementasi skenario untuk mencapai Net Zero Emissions akan sangat dipengaruhi mulai dari perumusan rencana, strategi dan kebijakan lintas sektor yang baik.
Sebagai bagian dari sektor swasta Indonesia, perjalanan perusahaan menuju komitmen net zero bisa dibantu oleh Net Zero Hub, sebuah inisiatif dari KADIN yang bertujuan untuk menempatkan bisnis Indonesia di peta net zero global.