Seorang psikiater, dr Danardi Sosrosumihardjo, menyebut ada banyak pasiennya yang mengeluh memiliki gejala seperti terinfeksi virus corona. Di antaranya mengeluh batuk kering, demam, hingga jantung berdebar. Danardi menjelaskan kemungkinan besar yang dialami para pasiennya adalah gejala psikosomatis.
Danardi menceritakan di tengah corona yang mewabah ini menimbulkan kecemasan pada banyak orang hingga paranoid. Kecemasan tak hanya bersarang di pikiran, tapi bisa terwujud berupa penyakit fisik. Hal ini bisa menyebabkan gejala psikosomatis di mana seseorang terpengaruh pikirannya sendiri sehingga tidak menyadari keadaan yang sebenarnya.
"Jadi tanda tanda kecemasan itu bisa diwujudkan dalam gejala psikisnya, apakah waswas, khawatir, sampai parno," kata Danardi. "Atau juga diwujudkan dalam bentuk fisiknya. Ada teman mengatakan, itu gejala psikosomatis, itu benar," sambungnya. Danardi menyebut ada banyak pasiennya yang mengklaim memiliki gejala layaknya corona.
Dan setelah diperiksa fisiknya secara medis, ternyata tidak ada gejala apa apa seperti yang dikeluhkan. "Bahwa kemudian mencocok cocokkan dengan gejala Covid 19," kata Danardi. "'Saya kok jadi batuk kering ya dok? Saya kok jadi demam?' padahal ketika dipriksa suhunya normal."
"Batuk kering ketika kita coba lihat mulutnya tidak ada peradangan." "Atau mungkin merasa berdebar jantungnya, itu (setelah diperiksa) oke, atau merasa sesak napas tapi paru parunya juga oke," paparnya. Danardi menjelaskan orang orang dengan tingkat kecemasan berlebih ini memancing pikirannya sendiri sehingga seolah gejala corona juga muncul dalam dirinya.
"Jadi ada memang orang yang dengan kecemasan berlebih itu mencoba merasakan fisiknya sakit, padahal fisiknya sebenarnya dalam batas normal, ada banyak," terang Danardi. Danardi mengaku ada banyak pasien yang menghubunginya karena gejala yang dirasa seperti corona itu. Ia pun mengajak para pasiennya untuk menenangkan pikiran di antaranya dengan cara relaksasi agar pikiran negatif soal corona pun hilang.
"Dan pasien pasien seperti ini akan menjapri kepada saya dan menyampaikan 'Kenapa saya seperti ini?'," ujar Danardi. "Kita ajak relaksasi, mungkin hiperventilasi, tarik napas panjang, mencoba untuk menentramkan diri, beribadah, itu bagus," jelasnya. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid 19), Achmad Yurianto kembali merilis data terbaru terkait kasus Covid 19 di Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNPB, Yuri mengungkapkan terjadi penambahan jumlah pasien positif Covid 19 yang di Indonesia. Yurianto menyebut pihaknya menemukan kasus baru pasien positif sebanyak 105 orang. Dengan demikian, data hingga Kamis (26/3/2020) pukul 12:00 WIB, jumlah kasus positif Covid 19 di Indonesia mencapai 893 orang.
“Kita lihat ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 103,” ujar Yuri yang dkutip dari siaran langsung di YouTube BNPB Indonesia. “Sehingga total pasien Covid 19 di Indonesia berjumlah 893 orang,” imbuhnya. Dari data yang disampaikan oleh Yuri, kasus baru Covid 19 ini banyak ditemukan di wilayah DKI Jakarta yakni sebanyak 53 kasus.
“Kalau kita lihat sebarannya memang masih didominasi kasus yang kita temukan banyak di wilayah DKI Jakarta.” “Sementara kita lihat di Sulawesi Selatan ada penambahan kasus yang cukup bayak 14 orang,” imbuhnya. Kemduian secara akumulasi Yurianto menyebut juga sudah ada penambahan pasien yang sembuh sebanyak 4 orang.
Oleh karena itu jumlah kasus sembuh ada 35 orang. Dalm konferensi persnya ini, Yuri juga mengungkapkan terkait pasien Covid 19 yang meninggal dunia. “Sementara kasus kematian ada penambahan sebanyak 20 kasus, sehingga totalnya ada 78 orang,” tegasnya.
Adapun Update kasus Covid 19 di Indonesia per 26 Maret 2020 pukul 12.00 WIB yakni kasus kumulatif positif 893, pasien sembuh 35 orang serta kumulatif kematian sebanyak 78 orang.