Dokter Reisa Singgung Orang yang Ragukan Bahaya Virus Corona: Simak Kesaksian Penyintas

Dokter Reisa Singgung Orang yang Ragukan Bahaya Virus Corona: Simak Kesaksian Penyintas

Tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan bahaya dari virus corona. Pasalnya, masih ada beberapa orang yang meragukan virus tersebut tidak berbahaya. Ia menegaskan, Covid 19 sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa manusia.

Tercatat hingga Senin (20/7/2020), Covid 19 telah menewaskan lebih dari 600 jiwa di dunia. Bahkan virus ini telah membuat lebih dari 14 juta manusia menjalani karantina akibat terpapar corona. "Saya tekankan SARS CoV 2 (virus penyebab Covid 19) ini berbahaya, cepat dan mudah menular."

"Mengancam kesehatan manusia dan mampu melumpuhkan perekonomian negara," ujar dr Reisa di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020). Bagi yang masih ragu akan bahaya Covid 19, dr Reisa mengimbau untuk mencari informasi sebanyak banyaknya. Bisa melalui informasi yang disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kemenkes, maupun Satgas Covid 19.

Selain itu, kesaksian dari para peyintas Covid 19 pun bisa memperkuat seberapa bahaya virus corona. "Apabila masih punya keraguan, akseslah dan kumpulkan informasi dari seluruh dunia." "Simak kesaksian para penyintas atau mereka yang baru pulih dari Covid 19," tutur dr Reisa dalam konferensi pers melalui siaran langsung YouTube BNPB Indonesia.

Selain itu, dr Reisa juga memperingatkan bagi para penyebar hoax. Terlebih, bagi mereka yang membuat asumsi bukan dari bidang yang dikuasai. Menurutnya, perbuatan tersebut tidaklah berguna bagi masyarakat.

"Bagi yang menyebar hoax, membuat informasi tidak benar, membuat asumsi apalagi di bidang ilmu yang tidak kuasai." "Baik dalam situasi pandemi atau bukan tidak akan berguna bagi masyarakat banyak," papar dr Reisa. Justru informasi yang menjurus itu, bisa berdampak dahsyat.

Yakni membuat orang lain bisa terpapar Covid 19 dan menularkan kepada banyak orang lainnya. "Dampaknya sangat berbahaya, orang tersebut harus menjalani karantina, paling tidak 14 hari." "Apabila punya penyakit penyerta maka harus dirawat serius di ruang isolasi," ungkapnya.

Oleh karena itu, dr Reise mengimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan. Pasalnya, menjalani pengobatan dan perawatan Covid 19 tidaklah murah. Bahkan, seseorang bisa menghabiskan lebih dari Rp 100 juta hanya untuk mengobati virus corona.

"Menurut laporan resmi dari rumah sakit, seorang pasien bisa menghabiskan lebih dari Rp 100 juta rupiah untuk perawatan." "Meski kebanyakan diobati negara, tapi tetap saja, menngobati lebih mahal daripada mencegah," ujarnya. Sementara itu, selama vaksin virus belum ditemukan, dr Reisa pun mengimbau agar terus 'berdampingan' dengan Covid 19.

Yakni tetap melakukan pencegahan dengan menjaga jarak, tetap memakai masker bila keluar rumah, dan rutin mencuci tangan.

Kesehatan