Presiden Brasil Jair Bolsonaro dinyatakan positif corona. Melansir dari BBC, ia melakukan tes Covid 19 keempatnya pada hari Selasa, 7 Juli 2020. Bolsonaro menjelaskan, pada hari Minggu 5 Juli 2020, ia mengalami beberapa gejala seperti batuk dan demam tinggi.
Karena gejalanya semakin memburuk, ia memutuskan untuk melakukan tes Covid 19. Bolsonaro sendiri tergolong dalam kelompok yang rentan virus corona karena usianya sudah menginjak 65 tahun. Namun, saat diwawancara pada hari Selasa, ia mengklaim bahwa demamnya sudah turun dan kondisinya mulai membaik.
Untuk pengobatan, Bolsonaro mengaku mengonsumsi hydroxychloroquine. Obat antimalaria tersebut sempat digembar gemborkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun, hingga saat ini obat itu belum terbukti ampuh menyembuhkan Covid 19.
Walau sudah dinyatakan positif Covid 19, Bolsonaro justru melepas maskernya. "Saya baik baik saja, seperti biasa. Saya malah ingin jalan jalan di sini, tapi tidak bisa karena saran medis," tutur Bolsonaro dikutip dari Daily Mail via Kompas.com. Sebelum dinyatakan positif corona, Bolsonero sering mengeluarkan pernyataan yang cenderung meremehkan virus corona.
Padahal, Brasil sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah positif Covid 19 terbanyak kedua di dunia. Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid 19 di Brasil padaRabu (8/7/2020) pagi mencapai1.674.655 kasus. Dari jumlah tersebut, 66.868 orang dinyatakan meninggal dunia dan 1.072.229 pasien sembuh.
Mengutip dari Kompas.com, berikut 6 pernyataan yang dimaksud: Dikutip dariBBCSelasa (7/7/2020), pada 11 Maret Bolsonaro tidak menganggap serius Covid 19, karena menurutnya ada jenis flu lain yang lebih mematikan. "Dari yang saya lihat sampai sekarang, ada beberapa jenis flu lain yang menewaskan lebih banyak orang daripada yang itu (virus corona)."
Bolsonaro juga sempat memercayai bahwa iklim tropis di Brasil dapat membantu menekan penyebaran Covid 19. "Hari ini kita ada informasi, bahwa karena kita (Brasil) punya iklim tropis, kita hampir mencapai akhir (pandemi), atau bahkan sudah melewatinya." Presiden berusia 65 tahun ini melanjutkan, virus corona tidak menyebar cepat di suhu hangat seperti yang ada di Brasil.
Namun di kemudian hari omongannya terbukti salah. Brasil kini menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak kedua di dunia dengan lebih dari 1,6 juta kasus. Hanya Amerika Serikat (AS) yang jumlah kasusnya lebih banyak yakni 3 juta kasus atau hampir 2 kali lipat "Negeri Samba".
Bolsonaro juga sesumbar, menyatakan dirinya takkan tumbang hanya karena flu. Pernyataannya berkaca pada insiden penusukan yang pernah dialaminya saat melakukan kampanye pemilu pada 2018. "Setelah pernah ditusuk, saya tak akan tumbang oleh flu," ucapnya.
Bolsonaro dalam sebuah wawancara televisi mengatakan beberapa orang akan mati karena virus corona, dan begitulah kehidupan. Ia melontarkan pernyataan itu pada Jumat malam (27/3/2020). "Maaf, beberapa orang akan mati. Mereka akan mati, itu hidup," kata presiden ke 38 Brasil tersebut, dikutip dariReuters.
Lebih lanjut Bolsonaro juga memberikan analogi, sebuah pabrik mobil tidak bisa dihentikan operasionalnya meskipun ada kecelakaan lalu lintas. Pidato maupun kehadirannya di muka publik sering bertentangan dengan anjuran pejabatnya sendiri, seperti eks Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta. Mandetta mendapat pujian karena sering memberikan pembaruan informasi mengenai wabah, detil, hingga anjuran berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tetapi, Jair Bolsonaro sering tidak sepaham. Bahkan, dia pernah mengucapkan kalimat kontroversial karena menyamakan virus corona dengan flu ringan. Bolsonaro kembali memicu kontroversi, terkait komentarnya saat menanggapi korban meninggalCovid 19 di Brasilyang mencapai angka 5.000.
"Terus kenapa?" ujar Bolsonaro pada Selasa (28/4/2020), ketika seorang jurnalis bertanya tentang fakta bahwa lebih dari 5.000 orang Brasil meninggal karena virus corona, melebihi kematian di China. "Terus kenapa? Maaf. Apa yang Anda ingin saya lakukan?" ujar Bolsonaro dikutip dariAFPSabtu (2/5/2020). Ia juga berseloroh, meskipun nama tengahnya adalah Messias atau Messiah, "Saya tidak bisa membuat keajaiban."
Sebelumnya, Bolsonaro sudah tiga kali menjalani tes pada Maret, dan semua hasilnya negatif. Tes pertama dilakukan setelah bertemu Trump. Sebab usai pertemuan tersebut, sejumlah delegasi yang menghadiri pertemuan langsung positif virus corona.
Salah satunya adalah SekretarisPresiden BrasilFabio Wajngarten. Namun, Trumpdan Bolsonaro tidak ikut terinfeksi.